Jumat, 14 Mei 2010

XII. Aliran Shifatiyyah

Aliran Shifatiyyah adalah faham yang menerima adanya sifat-sifat Allah yang dikhabarkan dalam nash Al-Qur’an dan Hadits (sifat khabariyah). Aliran ini bertentangan dengan faham Mu’tazilah yang menolak memberikan sifat khabariah bagi Allah. Aliran Shifatiyyah dibagi menjadi empat sekte, yaitu :

1. Musyabbihah / Mujasimah (Anthropomorpisme), yaitu memegangi sifat khabariyah tentang tasybih dan tajsim berdasarkan makna literalnya. Syiah Bayaniah, pengikut Bayan bin Sam’an menyatakan bahwa Tuhan tercipta dari cahaya yang berbentuk tubuh sebagaimana manusia dan semuanya akan hancur terkecuali ‘wajah’ nya saja. Syiah Mughiyitah pimpinan Al-Mughirah bin Said mengatakan Tuhan itu laki-laki, berjisim (bertubuh) dari cahaya, diatas kepalanya ada mahkota yang juga dari cahaya, memiliki jantung yang memancarkan ilmu-ilmu hikmah



2. Ahlus Sunnah Wal Jama’ah.

a. Asy’ariyah, pengikut Imam Abu Hasan Al-Asy’ari.

b. Maturidiyah, pengikut Imam Abu Manshur Al-Maturidi.

Imam Muhammad As Zabidi dalam kitab Ittikaf Sadatul Muttaqin, Juz II halaman 6 menyatakan :

“Bila dinyatakan Ahlus Sunnah wal Jama’ah, maka maksudnya adalah aliran Asy’ariyah dan Maturidiyah ”



3. Aliran Khalaf (mutakallimin), yaitu sebagian ulama setelah abad ke-3 Hijriah yang menta’wilkan ayat-ayat tasybih dan tajsim yang ada qarinah itu lafazh majazi yang masih memungkinkan untuk di ta’wilkan dari makna hakikatnya, guna menghindari penyerupaan Allah dengan makhluknya.



Contohnya :

a. “Sesungguhnya orang-orang yang berjanji setia kepadamu (Muhammad), sesungguhnya mereka berjanji setia kepada Allah, tangan Allah diatas tangan mereka.” (QS Al-Fath : 10)

Ulama khalaf menafsirkan kata “tangan Allah” dengan kekuatan, kekuasaan dan keridloan Allah.



b. “Dan buatlah perahu dengan mata Kami dan wahyu kami.” (QS Hud : 37).

Kata “mata Kami” ditafsirkan dengan pengawasan Kami.



c. “Tuhan yang Rahman bersemayam diatas Arsy.” (Q Thaha : 5)

Kata “bersemayam” ditafsirkan dengan berkuasa.



d. “Dan datanglah Tuhanmu, sedang para Malaikat berbaris-baris” (QS Al Fajr : 22).

Kata “datang Tuhanmu” ditafsirkan datang perintah Tuhanmu.



e. “Aduhai, sesalanku atas kelalaianku dalam mengurus sisi rusuk Tuhanku.” (QS Az Zumar : 56)

Kata “sisi rusuk Tuhanku” ditafsirkan dengan menunaikan kewajiban tuhan.



f. “Segala yang didunia akan lenyap binasa, dan yang akan kekal hanyalah wajah Tuhanmu.” (QS Ar Rahman : 26)

Kata “wajah” ditafsirkan dengan dzat Tuhan.



g. “Dan Dia (Allah) bersama kamu dimana saja kamu berada.” (QS AL-Hadid : 4)

Kata “bersama kamu” ditafsirkan dengan melihat, mengetahui, mendengar dan memantau



h. “Adakah kamu merasa ama terhadap (Tuhan) yang dilangit itu, bahwa kamu akan ditenggelamkan kedalam bumi, yang ketika itu berguncang keras ?” (QS Al Mulk : 16)

Kata “di langit” ditafsirkan diketinggian (kemulyaan) dzatNya dan langit kekuasaannya.



i. Hadits Riwayat Bukhari :

Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah bersabda : “Tuhan kita, tiap-tiap malam turun kelangit dunia pada ketika tinggal sepertiga malam yang terakhir, lalu Dia berkata : ‘Siapakah yang akan berdo’a maka Aku kabulkan, siapakah yang meminta maka akan Aku beri, siapakah yang mohon ampunan, maka Aku ampuni.”

Kata “turun” ditafsirkan dilimpahkan Rahmat Allah.



j. Hadits riwayat Bukhari dan Muslim :

“Kepada neraka jahanam selalu dilemparkan sesuatu, dan ia selalu bertanya : ‘Adakah tambahannya ?’ sampai tuhan meletakkan tumit-Nya dalam neraka jahanam itu, sehingga berhimpit isi neraka itu yang satu dengan yang lainnya, lalu jahanam berkata : ‘Cukuplah, cukup’.”

Kata ‘qadamahu” tidak ditafsirkan “tumit Allah” tapi semua orang-orang penghuni neraka.



k. Hadits riwayat Muslim :

“Bahwasanya hati anak Adam seluruhnya terletak diantara dua anak jari Tuhan yang Rahman.”

Kata “diantara anak jari” ditafsirkan anatara sifat Qudrat dan Iradat Allah.



l. Hadits riwayat Muslim:

“Tuhan menjadikan Adam atas rupa (citra) Nya.”

Kata rupa ditafsirkan dengan kehendak Nya.



m. Hadits riwayat Bukhari dan Muslim

“Barangsiapa bersedekah setimbang kurma hasil pencarian yang halal niscaya Tuhan menerima sedekah itu dengan tangan kanan-Nya.”

Kata “tangan kanan-Nya” ditafsirkan dengan keridloan-Nya.





4. Aliran Salaf, yaitu mengimani semua nash Al-Qur’an dan Hadits yang mengandung tasybih, tajsim dan sifat khabariyah Allah tetapi tanpa mau membahas mendetail dan tidak mau memberikan ta’wilnya. Ulama-ulama yang beraliran seperti ini antara lain : Imam Malik bin Anas, Muqatil bin Sulaiman, Sufyan Tsauri, Dawud bin Ali Al-Ashafani, Harits bin Asad Al Muhasibi. Diantara perkataan aliran salaf :



“Kami beriman dengan segala apa yang diberitakan didalam Kitab dan Sunnah, dan kami tidak mencoba menafsirkannya, mengetahui dengan yakin bahwa Allah tidak seupa dengan makhluk apa pun dan bahwa semua pencitraan yang kami katakan mengenai Dia, berdasarkan yang diciptakan sendiri oleh-Nya dan berasal dari diri-Nya.”

0 komentar:

geomap

Template by : kendhin x-template.blogspot.com