Kamis, 13 Mei 2010

VIII. Tema-Tema Dalam Al-Qur’an

8.1 Amsal (perumpamaan) dalam Al-Qur’an

Menurut Ibnu Qayyim, Amtsalul Qur’an adalah penyerupaan sesuatu dengan sesuatu yang lain dalam hal hukumnya dan mendekatkan sesuatu yang abstrak dengan yang kongkrit.

Macam-macam Amtsal (perumpamaan) dalam Al-Qur’an :

1. Amtsal Musarrahah, ditunjukkan dengan lafazh pemisalan atau sesuatu yang menunjukkan tasbih.

Contohnya : QS Al-Baqarah [2] : 17-20 :

“Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api, maka setelah api itu menerangi sekelilingnya, Allah menghilangkan cahaya (yang menyinari) mereka dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat. Mereka ini bisu dan buta, maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang benar). Atau seperti orang-orang yang ditimpa hujan lebat dari langit disertai gelap gulita, guruh dan kilat. …. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu”

2. Amtsal Kaminah, yaitu tidak ditunjukkan dengan lafazh permisalan.

Contohnya : QS Al-Baqarah [2] : 68 :

“Sapi betina yang tidak tua dan tidak muda, pertengahan dari itu “

3. Amtsal Mursalah, kalimat-kalimat bebas yang tidak menggunakan lafazh tasbih secara jelas, tetapi kalimat-kalimat itu berlaku sebagai permisalan.

Contoh : QS [11] : 81 :

“Bukankah subuh itu sudah dekat” sebagai perumpamaan waktu yang udah dekat.

Kitab yang khusus membahas Amtsalul Qur’an diantaranya Amtsal Al-Qur’an karangan Ibnu Qayyim Jauziah.

8.2. Qasam (sumpah) dalam Al-Qur’an

Bentuk sumpah ada dua, yaitu :

1. Qasam Zahir, yaitu disebutkan kata sumpah, contohnya QS [75] : 1-2 :

“Aku bersumpah dengan hari kiamat. Dan Aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya sendiri)”

2. Qasam Mudhmar, yaitu tidak disebutkan kata sumpah didalamnya, contohnya QS [3] : 186 :

“Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap harta dan dirimu”

8.3. Jadal (perdebatan) dalam Al-Qur’an

Bentuk dan tujuan perdebatan dalam Al-Qur’an :

1. Membungkam lawan, contoh pada QS at-Tur [52] : 35-43 :

“Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatu pun ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri ) ?. Ataukah mereka telah menciptakan langit dan bumi itu ? Ataukah disisi mereka ada perbendaharaan Tuhanmu ataukah mereka yang berkuasa ? Ataukah mereka mempunyai tangga (ke langit) untuk mendengarkan pada tangga itu (hal-hal yang ghaib) ? Maka hendaklah orang yang mendengarkan di antara mereka mendatangkan suatu keterangan yang nyata. Ataukah untuk Allah anak-anak perempuan dan untuk kamu anak-anak laki-laki ? Ataukah kamu meninta upah kepada mereka sehingga mereka dibebani dengan utang ? Apakah ada pada sisi mereka pengetahuan tentangnya yang lalu mereka menuliskannya ? Ataukah mereka hendak melakukan tipu daya ? Maka orang-orang kafir itu merekalah yang kena tipu daya. Ataukah mereka mempunyai tuhan selain Allah ? Mahasuci Allah dari apa yang mereka sebutkan”.

2. Mengambil dalil penciptaan awal untuk argumen hari kebangkitan, contohnya pada QS at-Tarik [86] : 5-8 :

“Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah ia diciptakan ? Ia diciptakan dari air yang terpancar. Yang keluar dari antara tulang sulbi laki-laki dan tulang dada perempuan. Sesungguhnya Allah benar-benar berkuasa mengembalikannya (menghidupkan sesudah mati)”

3. Membatalkan pendapat lawan dengan bukti kebenaran kebalikannya. Contohnya pada QS al-An’am [6] : 91 :

“Katakanlah siapa yang menurunkan kitab (Taurat) yang dibawa oleh Musa sebagai cahaya dan petunjuk bagi manusia, kamu jadikan kitab itu lembaran-lembaran kertas yang bercerai-berai, kamu perlihatkans ebagiannya dan kamu sembunyikan sebagian besarnya; padahal telah diajarkan kepada kamu apa yang kamu dan bapk-bapak kamu tidak mengetahuinya ? Katakan lah : Allah-lah (yang menurunkannya), kemudian (sesudah kamu menyampaikan Al-Qur’an kepada mereka), biarkanlah mereka bermain-main dalam kesesatannya”

4. Menerangkan bahwa sesuatu itu bukanlah alasan hukum, contoh pada QS Al-An’am [6] : 143-144 :

“Delapan binatang yang berpasangan,sepasang dari domba dan sepasang dari kambing. Katakanlah : ‘Apakah dua yang jantan yang diharamkan Allah ataukah dua betina, ataukah yang ada dalam kandungan dua betinanya ? Terangkanlah kepadaku dengan berdasar pengetahuan jika kamu memang orang-orang yang benar. Dan sepasang dari unta dan sepasang dari lembu. Katakanlah : ‘Apakah dua yang jantan yang diharamkan ataukah dua betina, ataukah yang ada dalam kandungan dua betinanya ?’ Apakah kamu menyaksikan di waktu Allah menetapkan ini bagimu ? Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah untuk menyesatkan manusia tanpa pengetahuan ? Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim”

5. Mematahkan hujjah lawan, contohnya pada QS Al-An’am [6] : 100-101 :

“Dan mereka (orang-orang musyrik) menjadikan jin itu sekutu bagi Allah, padahal Allah-lah yang menciptakan jin-jin itu dan mereka berbohong (dengan mengatakan) : bahwasanya Allah mempunyai anak lai-laki dan perempuan, tanpa berdasar ilmu pengetahuan. Mahasuci Allah dan Mahatinggi dari sifat-sifat yang mereka berikan. Dia pencipta langit dan bumi. Bagaimana Dia mempunyai anak padahal Dia tidak mempunyai isteri ? Dia menjadikan segala sesuatu dan Dia mengetahui segala sesuatu”.

8.4. Qishosh (Kisah) dalam Al-Qur’an

Macam-macam kisah dalam Al-Qur’an :

1. Kisah Nabi-Nabi terdahulu, seperti Nabi Nuh, Hud, Ibrahim, Musa, Yusuf, dsb.

2. Kisah person tertentu, seperti Lukman, Dzulqarnain, Ashabul Kahfi, Maryam, dll.

3. Kisah peristiwa-peristiwa, seperti perang badar, perang uhud, perang ahzab, dsb.

0 komentar:

geomap

Template by : kendhin x-template.blogspot.com